Membongkar ulang ajaran RM Pandji Sosrokartono :
“Sugih tanpa bandha, Digdaya tanpa aji, Nglurug tanpa bala, Menang tanpa ngasorake”.
1. Sugih tanpa bandha (kaya tanpa harta)
Kata “sugih” biasanya selalu dihubungkan dengan banyaknya harta yang
dimiliki oleh seseorang. Kata “sugih” pada ungkapan ini mengarah pada
konsep kekayaan secara batiniah. Seseorang tidak usah menunggu kaya
untuk bisa memberi sesuatu kepada orang lain. Ketika Anda banyak
dibutuhkan orang, secara batiniah sebenarnya anda sudah menjadi orang
kaya. Tatkala kehadiran Anda sangat berarti bagi orang lain (meaningful
presence) pada saat itu Anda seharusnya merasa bersyukur atas anugerah
Tuhan yang telah memberikan “kelebihan” sehingga Anda mendapat
kesempatan untuk “nandur kabecikan” (menanam kebaikan).
2. Digdaya tanpa aji (Sakti tanpa ajian/ilmu kesaktian)
Digdaya artinya tidak mempan segala jenis senjata. Aji itu bisa berupa
mantra atau benda (keris, akik, gada wesi kuning, dll.) Digdaya secara
batiniah tatkala kita tidak punya musuh, tidak pernah menyakiti hati
orang, tepa salira dan tenggang rasa. Senjata andalah kita adalah
“tresna sejati” (cinta sejati) yang membuat orang lain tidak memiliki
alasan untuk membenci, apalagi menyerang kita. Tresna sejati sifatnya
tidak memihak dan semua makhluk berhak mendapatkan “tresna sejati” yang
kita miliki. “tresna sejati” akan membuat kita menjadi orang merdeka
yang mencapai tentrem (tentram), ayem (tidak terusik) dan lerem
(mengendapkan pikiran).
3. Nglurug tanpa bala (Maju perang tanpa pasukan)
Hidup ini laksana peperangan abadi, bukan secara fisik namun secara
batiniah. Seorang kesatria tidak akan gentar menghadapi pasukan buta
(raksasa) sebanyak apapun. Itu setidaknya yang digambarkan di pewayangan
pada perang kembang. Apakah Anda bekerja di lingkungan yang suka korup?
Di situlah peperangan itu terjadi. Musuh Anda bukan rekan/atasan Anda
yang korup, tetapi musuh terbesar kita adalah nafsu kita sendiri.
Tunjukkan pada lingkungan Anda, bahwa Anda lebih berbahagia dengan makan
dari gaji resmi Anda. Jangan pernah mengeluh saat Anda kekurangan uang.
Jangan sombong rohani, yang menunjukkan Anda paling suci di antara
mereka semua. Ketulusan dan keikhlasan hati Anda akan membuahkan hasil
yang tak pernah Anda fikirkan betapa dahsyat dampaknya.
4. Menang tanpa ngasorake (menang tanpa merendahkan orang lain)
Jangan pernah Anda berfikir, bahwa hidup adalah persaingan. Kita harus
selalu berpijak pada “benering bener” (kebenaran sejati). Biasakan
berdialog dengan nurani kita, dalam heneng (tenang) dan hening
(mengosongkan fikiran) kita biarkan Tuhan berbicara tentang hukum baik
buruk, boleh tidak boleh, mulia tidak mulia dll. biasakan mendengarkan
suara-Nya. Fikiran kita kadang-kadang “ngapusi” (menipu). Biasakan
berdoa tengah malam (pk. 00.00) sesuai dengan agama Anda. Menjaga setiap
kata juga merupakan senjata ampuh.
Jangan sekali-kali mengganjal atau merintangi orang lain untuk
memperoleh impiannya, namun sebaliknya Anda harus aktif membantu orang
lain untuk memperoleh keinginannya. Pencapaian cita-cita hanya memuaskan
fisik semata, namun mengalahkan iri hati, dengki, takabur dll. adalah
kemenangan sejati. Kemenangan semacam itu adalah kemenangan tanpa
mengalahkan orang lain.
Senin, 31 Maret 2014
Sugih Tanpa Bandha, Digdaya Tanpa Aji, Nglurug Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Pemuda Tepus Kulon
- Tepus Kulon
- Purbalingga, Jawa Tengah, Indonesia
- blog yang berisi semua yang bermanfaat dan update kegiatan pemuda dan pemudi tepus kulon
0 komentar:
Posting Komentar